Halaman

Sabtu, 05 Februari 2011

Tentang Nama

Akira Maulana Sukardi. nama yang mencampurkan 3 tempat, Akira = Jepang, Maulana = Arab, Sukardi = Jawa Sunda. tak terhitung berapa orang yang saat mengenalku bertanya padaku 'kok namanya kayak orang jepang?'

Filosofis

pada dasarnya aku tidak memiliki keturunan Jepang sama sekali. Ayahku memiliki darah Sunda Jawa, dan ibuku Sunda Arab. Jadi, kalau bertanya aku berasal dari suku mana, Sundalah jawabku.

tapi mengapa Akira? ya, mungkin beberapa temanku bertanya demikian. filosofisnya, ketika ayahku belum menikah dengan ibuku, ia menghabiskan 11 tahun hidupnya di negri sakura dengan kuliah sambil bekerja. sebenarnya nama ayahku adalah Raden Cakrawala Sukardi, dan karena satu dan lain hal berubah menjadi Boy Cakrawala Sukardi, tetapi karena menurut pengasuh ayahku di sana, nama itu kurang pas kalau diucapkan di Jepang, alhasil sang pengasuh memberikan nama Akira pada ayahku.

saat hendak kembali ke Indonesia, ayahku sempat berkata pada pengasuhnya, bahwa nama Akira tak mungkin ia bawa ke Indonesia, tapi ayahku berjanji, seandainya ia punya anak nanti, ia akan menitiskan nama 'Akira' pada buah hati pertamanya dan akan membawanya ke Jepang. Tak lama kemudian ayahku menikah dan memiliki momongan(aku). Ia menepati janji pada pengasuhnya, ia memberiku nama Akira dan membawaku ke negara sakura itu waktu aku belum genap berusia 2 bulan.

Etimologi

Akira berasal dari bahasa jepang Akharuy yang artinya cemerlang/riang gembira. Maulana adalah bahasa arab yang berarti pelindung kami. Sukardi adalah nama belakang dari keluarga besar ayahku.

Akira Maulana = Pelindung kami yang riang gembira

^_^

Kunci Kesuksesan

Terkadang kita berfikir bahwa kita telah berjuang sekuat tenaga untuk melakukan sesuatu, sehingga ketika kita menghadapi sebuah rintangan yang sangat rumit, kita berpikir bahwa hal tersebut adalah kegagalan yang membuat kita berhenti berjuang dan berkata ‘aku sudah berusaha semaksimal mungkin.’ 

Tahukah kawan, terkadang rintangan yang kita fikir sebuah kegagalan itu bisa jadi sebuah ujian terakhir untuk menuju kesuksesan. Dan tahukah kawan, senjata untuk melawan ujian terakhir itu bukan dengan kekuatan, kepintaran, dan sejuta kelebihan yang kita miliki. Rintangan terakhir tersebut adalah untuk menguji hal yang kecil namun berdampak besar, hal yang terkadang manusia abaikan tetapi itulah musuh terbesar dalam diri manusia. Tahukah engkau apa kunci untuk melewati ujian terakhir dari perjuangan kita? 

Kunci untuk melewati rintangan terakhir dari perjuangan adalah sabar. Tahukah engkau, manusia terhebat adalah manusia yang sabar, dan tahukah engkau bahwa tuhan ada bersama orang-orang yang sabar. Kesabaran adalah kunci dari sebuah kesuksesan. Dan tahukah engkau, bahwa sabar bukanlah hal yang perlu dimiliki oleh seorang pejuang, tapi sabar adalah perjuangan itu sendiri.

berbagi kehidupan (pertemuan, kebersamaan, dan perpisahan)

Awali pertemuan dengan senyuman terhangat yang pernah kau miliki, karena kesan pertama yang kau berikan bersifat abadi dan akan terus terkenang. Berilah yang terbaik untuk temanmu, dengarkan apa isi hatinya, nikmati getaran gendang telinga saat ia memanggil namamu di esok hari, rasakan sensasi saat ia tersenyum padamu, berikan kehormatan yang paling luar biasa saat ia menjadikanmu sebagai bagian dari hidupnya. 

Adalah sebuah hadiah terindah ketika kau menemukan teman dalam hidup, karena tanpa mereka kau bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Maka nikmatilah, nikmatilah sebuah moment persahabatan seperti kau mengencingi dirimu sendiri, dimana semua orang dapat melihat tapi hanya kau yang dapat merasakan kehangatannya.

Rasakan indahnya ketika kau tertawa bersama, membicarakan suatu hal yang sebenarnya tidak penting di pelataran ketika waktu istirahat. Percayalah bahwa kau akan mengakhiri kebersamaan itu, oleh karena itu carilah jalan agar kau bisa memperpanjang kebersamaanmu itu. Tahanlah temanmu yang akan pulang ke rumah, jangan pernah engkau biarkan waktu yang kejam dan tak pernah berhenti itu membuyarkan indahnya kebersamaan yang kau miliki. Berpikirlah bahwa kehadiran dan ketidakhadiran satu orang diantara sekian banyak temanmu ta’kan menyempurnakan kebersamaan yang kau miliki, maka kau akan menikmati kebersamaan itu karena siapapun dia, dia adalah bagian dari hidupmu.

Untuk menikmati sebuah persahabatan dan kebersamaan, ada kalanya dimana kita harus melupakan waktu dan tidak berpikir kedepan. Karena sebuah momentum dalam persahabatan seperti tangis, sedih, kecewa, canda, tawa, gembira, kesetiaan, pengorbanan, kebersamaan, penghianatan hanya terjadi pada saat itu dan ta’kan terulang lagi, maka nikmatilah hari itu, karena tanpa berpikir kedepan kau dengan sendirinya akan sampai pada masa depan yang mana dimulai dengan perpisahan dan hilangnya momentum. 

Ketika engaku merasa disakiti oleh temanmu, maka ukirlah rasa sakitmu itu di atas sebuah pasir, namun ketika engkau mendapatkan sebuah kebahagiaan, maka ukirlah kebahagiaan itu di atas sebuah batu. Karena sebuah kenangan itu seperti angin, dapat kita rasakan namun tak dapat kita lihat, oleh karena itu biarlah rasa sakit yang kau ukir di atas pasir terhapus oleh angin kenangan, hingga yang tertinggal hanyalah kebahagiaan yang kau ukir di atas batu yang ta’kan terhapus oleh angin. Yakinlah bahwa semua itu karena kita adalah manusia yang pasti punya kesalahan dan tidak akan pernah menjadi sempurna.

Overdreven Idealism

Idealisme adalah hal yang menggagu kreativitas
Terkadang denganya hidup kita terlalu berbatas

Terkadang kita selalu merasa terpuruk
Karena kita anggap segala sesuatunya buruk

Apalagi kalau kita tak sependapat
Rasanya tak ada habisnya kita berdebat

Cobalah untuk mengerti keadaan sekitar
Agar kita tahu bahwa kita tidak tersasar

Tersasar dalam jurang kesendirian
Yang disana hanya ada kehampaan

Jadi orang janganlah kolot
Tapi jangan juga jadi idiot

kau mungkin berfikir aku ini tak mengerti
namun aku hanya ingin kau tidak memungkiri

pasti kau hidup memerlukan seseorang disisi
yang akan menemanimu sampai mati

maka itu kau perlu berbagi
dan ia pun memiliki sebuah kata hati

yang harus selalu kau dengarkan
dan juga kau jadikan pertimbangan

kalau tidak kau akan merasakan kesunyian
dan jalan akan bisa jadi berantakan

karena kau terlalu terpaku
dengan suatu nilai yang semu

yang kau perlu hanyalah menarik nafas
dan perlahan lahan kau coba keluar batas

maka kau akan temukan cahaya redup
yang akan tumbuh menjadi hidup

dan kau akan belajar sesuatu
bahwa hidupmu tidaklah palsu

idealisme yang berlebihan
hanya akan membuatmu kesakitan

sakit akan orang disekitarmu
yang selalu saja tak sesuai kepalamu

jangan menjadi keras kepala
karena keyakinanmu bukanlah segala-galanya

menyatulah dengan lingkungan
maka kau akan lihat sebuah kebahagiaan

hidup ini ta’kan menjadi yang kita mau
tapi dengan lingkunganlah kita harus menyatu

(Sukardi, Akira Maulana, 2010)

Arti Sahabat

Setiap hari selalu muncul keraguan
Apakah semua ini harus kulanjutkan?

Jauh di dalam hati ini menjerit
Mengapa hidup begitu pahit

Ingin rasanya aku pergi dari dunia
Mencari tempat aku bisa bahagia

Namun aku harus tetap pergi
Di luar sana banyak hal yang menanti

Dengan hati penuh keihklasan
Kupacu sepeda motorku perlahan

Menyusuri jalan yang panjang
Yang ramainya bukan kepalang

Akhirnya aku sampai pukul 8 tepat
Badanku sudah penuh dengan keringat

Sejenak aku berdoa
Berharap semuanya baik-baik saja

Dengan pasti kulangkahkan kaki
Walau langkahku ini tidaklah pasti

Setiap waktu aku harus seperti ini
Berharap dan berharap lagi

Cemas, resah dan gelisah
Sepertinya hal itu menjadi lumrah

Ku buka pintu kelas
Dan disana dapat kulihat jelas

Kalian tersenyum senang
Disaat aku baru saja datang

Rasanya semua gundah menghilang
Hidupkupun mendapat titik terang

Aku tak bisa berkata-kata
Saat kalian membuatku tertawa

Rasanya sungguh bahagia
Jenuhkupun kini tak ada artinya

Terlebih saat kalian memberiku pujian
Rasanya aku terlepas dari kepalsuan

Wahai kau para sahabat
Kalianlah pahlawan terhebat

Melepaskanku dari kesepian
Memberi hidupku warna keceriaan

Wahai kau para sahabat
Kalian adalah syafa’at

Kau porak-porandakan kesedihan
Dengan memberikan sedikit senyuman

Wahai kau para sahabat
Kalianlah bintang sejagat

Kemunafikan menjadi palsu
Saat kau memanggil namaku

Kesedihan kau buat beku
Saat senyum tulus terukir di bibirmu

Aku berdoa setulus hati
Semoga semua ini ‘kan abadi